“Kita Membicarakan Semua Hal, Kecuali Hal yang Penting”

Thursday, June 7, 20120 comments

Jusuf Kalla

Dari saudagar menjelma jadi politisi. Dari politisi menjadi negarawan. Itulah, kiranya, “jalan hidup” yang dilakoni Mantan Wakil Presiden Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla alias JK. Dan, sebagai negarawan, JK yang kelahiran Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, pada 15 Mei 1942, itu tak henti melontarkan pernyataan cerdas yang sirna dari tafsir ganda dan kepentingan pribadi atau kelompok. Ketika warga Ahmadiyah di Cikeusik diserang warga, dan kekerasan di Temanggung, Jawa Tengah, menyusulnya, sebagai misal, JK langsung meminta masyarakat agar tak berbuat anarkis. Sehingga, tak aneh bila DPR memandang perlu mengundang JK untuk ikut berdialog membahas penyelesaian kedua kasus itu.

Sebelumnya, JK juga berperan dalam menyelesaikan konflik Poso dan Ambon. Hal serupa ia lakukan dalam penyelesaian konflik bersenjata di Aceh. Pernjanjian Stockholm, yang menjadi dasar penyelesaian Aceh, tak lepas dari keterlibatan JK. “Semua konflik itu pemicunya sama. Mereka merasa termarjinalisasi. Unsur identitas kelompok, suku, agama melengkapi kemudian,” kata JK ihwal “spesialisasinya” itu. Dan, Sabtu, 26 Maret silam, tim AND mewawancarainya di kediaman Jl. Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang terkadang diramaikan oleh kehadiran tiga cucu lelakinya. Selengkapnya...
Share this article :

Detik .com

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Partai Nasdem - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Premium Blogger Template