AND Magazine

Thursday, May 3, 20120 comments

thumbnail





VIEWTHEMAGAZINE
 |

READ_MORE






VIEWTHEMAGAZINE
 |

READ_MORE



AND Magazine 13



thumbnail

“Indonesia Harus Bisa Menjadi Negara Donor”
Walau merupakan negara makmur, kemakmuran Indonesia tak pernah dirasakan rakyatnya. Sebab, pengelolaan kekayaan itu tidak ditujukan untuk kepentingan masyarakat.

Soekarno dan generas inya memang diuntungkan . Kemerdekaan Indonesia menjadi inspirasi lebih dari 30 negara di Asia dan Afrika. Namun, selain itu, Soekarno juga mampu memanfaatkan geopolitik dan geostrategi negeri ini untuk tampil di dunia internasional. Sehingga, Indonesia pun mengalami masa keemasan dalam pergaulan internasionalnya.

Sementara pada era Soeharto, gengsi internasional itu menciut ke wilayah yang lebih kecil. Indonesia hanya dihormati para tetangga dekatnya. Itu pun, karena keberhasilan di bidang ekonomi dan pembangunan. Sampai-sampai, pada era 1980-an, kerap dijadikan model oleh negara berkembang lainnya. Misalnya Bangladesh dan Vietnam, yang belajar mengenai program keluarga berencana.




VIEWTHEMAGAZINE

 |


READ_MORE




AND Magazine 12



thumbnail



“Kita Membicarakan Semua Hal, Kecuali Hal yang Penting”

Dari saudagar menjelma jadi politisi. Dari politisi menjadi negarawan. Itulah, kiranya, “jalan hidup” yang dilakoni Mantan Wakil Presiden Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla alias JK. Dan, sebagai negarawan, JK yang kelahiran Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, pada 15 Mei 1942, itu tak henti melontarkan pernyataan cerdas yang sirna dari tafsir ganda dan kepentingan pribadi atau kelompok. Ketika warga Ahmadiyah di Cikeusik diserang warga, dan kekerasan di Temanggung, Jawa Tengah, menyusulnya, sebagai misal, JK langsung meminta masyarakat agar tak berbuat anarkis. Sehingga, tak aneh bila DPR memandang perlu mengundang JK untuk ikut berdialog membahas penyelesaian kedua kasus itu.

Sebelumnya, JK juga berperan dalam menyelesaikan konflik Poso dan Ambon. Hal serupa ia lakukan dalam penyelesaian konflik bersenjata di Aceh. Pernjanjian Stockholm, yang menjadi dasar penyelesaian Aceh, tak lepas dari keterlibatan JK. “Semua ... 


VIEWTHEMAGAZINE

 |

READ_MORE



AND Magazine 11



thumbnail


“Pemerintahan Ini dalam Situasi Bahaya dan BisaBerakibat Fatal”

Pada 1980-an, nama Bachtiar Aly cukup populer. Komentar dan pernyataannya kerap dikutip media massa, termasuk tulisan-tulisannya. Dalam kapasitasnya sebagai pakar komunikasi, ia sering dimintai komentar terkait peristiwa-peristiwa politik ketika itu. Pria kelahiran Banda Aceh, 21 Desember 1949, itu meraih gelar Doktor der Philosophie (Dr.phil) dari Universitas Muenster Jerman tahun 1983 dengan yudisium summa cum laude sekaligus lulusan terbaik pertama dari Asia sejak 1939.

Pada 1988 ia menikahi R. Indrijati Inawangsih, SE, yang kini mengaruniainya dua orang anak : Noval yang saat ini sedang studi bidang IT di London Metropolitan University dan Alysa, mahasiswi FISIP UI.

Sempat menduduki berbagai jabatan, termasuk anggota DPR/MPR RI 1997-1999 dan anggota Dewan Pers, ia juga sempat menjadi Duta Besar Mesir merangkap Duta Besar Republik Djibouti dan Republik Sosialis Somalia serta lebih dari sepuluh ... 


VIEWTHEMAGAZINE


 |

READ_MORE



AND Magazine 10




thumbnail

“Untuk Melakukan Perubahan Kita Harus Memiliki Kekuatan”
Bagi banyak orang, nama Siswono Yudhohusodo tak terlalu asing. Selain dikenal sebagai pengusaha sukses, mantan aktivis mahasiswa tahun 1960-an, itu bak genderang yang ditabuh dengan rancak: Langkah dan pemikirannya kerap seiring. Lebih dari itu, luput dari sikap mancla-mencle. Sehingga, kendati sempat menjadi menteri pada era Orde Baru, ia pun luput dari stigma negatif yang kerap mendera era tersebut. Ia tetap dikenal sebagai sosok yang otentik, memiliki visi sekaligus keterampilan profesional untuk mewujudkan cita-cita dan idealismenya.
Dalam hal pertanian, misalnya, ia tak hanya piawai mendedahkan pemikiran terkait pembangunan sektor pertanian di negeri ini. Tapi, juga menerapkannya dalam sebuah peternakan kambing di pinggiran kota Bogor. Terlebih di sektor perumahan, yang menjadi “domain” dia selama ini.
Setelah sempat memaparkan sejumlah visinya tentang pertanian pada AND edisi No 01, Mei 2010, bulan silam ... 


VIEWTHEMAGAZINE

 |

READ_MORE





AND Magazine 9




thumbnail

DKI Jakarta adalah halaman depan semua organisasi sosial dan politik, karena hampir semua pengurus pusat organisasi berkantor di Jakarta. Secara sadar, posisi strategis tersebut tentu saja tak hanya akan menjadi ajang bagi pertarungan jumlah bendera, umbul-umbul, atau papan nama organisasi. Karena itulah, kehadiran Nasional Demokrat DKI Jakarta mungkin merupakan keharusan bagi Pengurus Pusat. Namun, saya dan teman-teman di DKI Jakarta, memaknainya lebih dari itu. Kehadiran kami juga merupakan kehendak warga kota Jakarta untuk membumikan gerakan perubahan, yang telah dideklarasikan Surya Paloh dan Sri Sultan Hamengku Buwono X pada 1 Februari 2010. Sebagai kader yang dipercaya memimpin Nasional Demokrat DKI Jakarta, saya bertekad membangun basis organisasi yang mengakar ke pelosok-pelosok kampung, sembari merestorasi gotong-royong sebagai semangat Nasional Demokrat untuk membangun peradaban masyarakat Indonesia. 



VIEWTHEMAGAZINE

 |

READ_MORE



AND Magazine 8



thumbnail

DIN SYAMSUDDIN

“Yang Harus Kita Bangun Bukan NKRI, Tetapi Negara Persatuan: NPRI”

Sebagai Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Sirajuddin Syamsuddin, atau dikenal dengan Din Syamsuddin, sering menghadiri pelbagai konferensi internasional terkait hubungan antarumat beragama dan perdamaian. Namun, kesibukan di level global itu tak membuatnya absen dari apa yang terjadi di dalam negeri. Walau sebagai Ketua PP Muhammadiyah ia harus mengikuti setiap perkembangan menyangkut warga Muhammadiyah, di luar isu agama, ia juga terus menyimak setiap denyut kehidupan rakyat Indonesia dan apa yang seharusnya serta tidak seharusnya dilakukan negara, dalam upayanya mensejahterakan masyarakat.
Menurut mantan Direktur Jenderal Binapenta Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia, itu cita-cita para Bapak Bangsa bagi terwujudnya sebuah welfare state di negeri ini, masih jauh panggang dari api. Banyak sekali kritik dan saran serta gagasannya terkait kinerja pemerintahan pasca Reformasi 1998. ...



VIEWTHEMAGAZINE

 |


READ_MORE




AND Magazine 7



thumbnail



“Orientasi Pembangunan Kita Bukan Rakyat, Tapi Kekuasaan.”

Irman Gusman, kelahiran Padang Panjang, 11 Februari 1962, itu adalah sosok yang kalem dan ayah dari tiga anak, dan suami dari Liestyana Rizal Gusman. Semasa kuliah, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Jurusan Ekonomi Perusahaan (1985), itu sempat menjadi Ketua Senat Mahasiswa UKI. Di dunia bisnis, lulusan University of Bridgeport, AS , itu memilih bidang ekspor sebagai lahan usahanya. Era reformasi merupakan momen penting saat ia terjun langsung ke dunia politik. Fraksi TNI/Polri DPRD Sumatera Barat, pada 1999, memercayainya menjadi Utusan Daerah di MPR RI. Di situ, Irman menjadi bagian dari pemikir yang menempatkan kepentingan daerah di Indonesia agar selalu berada dalam perspektif nasional. Baginya, daerah adalah koridor utama sebuah negara, bukan titik terujung. Bila pembangunan daerah diutamakan, maka pemerintahan mana pun akan membuat negerinya jauh lebih baik. Juga di Indonesia.


VIEWTHEMAGAZINE

 |

READ_MORE



AND Magazine 6



thumbnail


“Sidang Tahunan Harus Dihidupkan Kembali!”

Meski akhirnya kalah dalam pentas pemilihan Gubernur Jawa Timur untuk periode 2008-2013, Khofifah Indar Parawansa, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak/Ketua BKKBN, tak kehilangan pamornya sebagai sosok yang sederhana dan cerdas. Saat menjadi menteri, Khofifah giat membela para pekerja perempuan yang mengais rezeki di luar negeri.


VIEWTHEMAGAZINE


 |

READ_MORE



AND Magazine 5




thumbnail

“Saat Ini Negara Telah Melakukan Pembiaran Terhadap Keadaan”

Mantan Menteri Negara Komunikasidan Informasi (Kabinet Gotong Royong 2001-2004) dan mantan Ketua Fraksi Partai Golkar DPR-RI (1999-2001), ini pernah dua kali menjadi Ketua Pansus perubahan tata tertib, dan menjadi “anggota DPR terbaik” pilihan pewarta. H. Syamsul Mu’arif, mantan Wakil Sekjen DPP Golkar (1998-2004) kelahiran Kandangan, Kalimantan Selatan (8 Desember 1948), itu adalah satu dari sedikit politisi santun yang memegang teguh etika dan moral selain profesionalisme dalam melakukan tugasnya. 


VIEWTHEMAGAZINE

 |

READ_MORE





AND Magazine 4




thumbnail

“Kita Perlu Pemimpin yang Kuat”

Setelah 65 tahun merdeka, rupanya, kita tak ubahnya jalan di tempat. Bahkan, dalam beberapa hal, kita mengalami kemunduran. Pun setelah reformasi dikumandangkan: Jalanan di Jakarta tak hanya kian macet, tapi di banyak tempat jalan-jalan bagai kubangan kerbau. Tak sedikit wilayah yang menganggap infrastruktur dasar itu masih sebagai impian sebagaimana halnya listrik dan air bersih. Sementara, dengan lahirnya provinsi dan kabupaten baru, wilayah kita kian “berkembang”. Sampai-sampai, biaya pemilihan kepala daerah mencapai Rp15 triliun – entah berapa juta hektare lahan kritis yang bisa direhabilitasi dengan dana sebesar itu. 



VIEWTHEMAGAZINE

 |

READ_MORE



AND Magazine 3



thumbnail

“ Nasdem Itu Kawah Candradimuka Bagi Kenegarawanan ”

Perhatian dan komitmen kesultanan Yogyakarta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia tak hanya ditunjukkan sejak era kemerdekaan. Pada masa-masa kemudian pun komitmen itu tak pernah luntur. Adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X misalnya, yang pada awal reformasi ikut memimpin rapat akbar menyatakan ketidaksetujuan atas apa yang terjadi semasa rejim Orde Baru. Dan, ketika para mahasiswa mendaulat Sri Sultan HB X sebagai satu dari empat tokoh Deklarasi Ciganjur, yang menyerukan agar Soeharto mundur, Sultan tak menolaknya.





VIEWTHEMAGAZINE

 |


READ_MORE




AND Magazine 2



thumbnail



Majalah AND adalah majalah yang membahas secara mendalam berbagai isu nasional yang berkaitan dengan hukum, parlemen, ekonomi bisnis, pendidikan, seni dan sosial budaya. Majalah AND diterbitkan setiap bulan oleh Nasional Demokrat sebagai media komunikasi organisasi dengan masyarakat menengah atas yang bekerja sebagai birokrat (bupati, walikota, gubernur), anggota DPR/MPR, pengusaha, dosen, pemerhati politik, tokoh masyarakat dan eksekutif.

5,000 exp Majalah AND didistribusikan secara langsung ke alamat pembaca yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia dan sebanyak 


VIEWTHEMAGAZINE

 |

READ_MORE



AND Magazine 1



thumbnail


“Nasional Demokrat Mampu Memberikan Magnitude”

Surya Dharma Paloh, 59 tahun, sebenarnya tinggal ongkangongkang kaki. Pencapaian hidupnya sebagai pengusaha maupun politisi, jauh di atas rata-rata rakyat Indonesia. Indocater, salah satu perusahaan yang dimilikinya, sampai kini tak tertandingi sebagai perusahaan catering terbesar di Indonesia. Sementara, bisnis hotelnya pun tak bisa disebut kecil. Apalagi bisnis media. Selain menjadi cash cownya, bisnis media massa (Media Group dan Metro-TV yang tergolong terkemuka) bisa mendukung setiap langkah politiknya. Secara ekonomi, ayah seorang anak ini jelas sudah berlebih. Seperti dikatakannya, “Saya bersyukur diberi kenikmatan dan kemuliaan. Indonesia sudah banyak memberi kepada saya.” Lalu, buat apa lagi ia membentuk dan mendeklarasikan Nasional Demokrat yang didirikan bersama sejumlah tokoh nasional, pada 1 Februari 2010 itu? Tim redaksi AND pertengahan April lalu mewawancarai sang tokoh yang memiliki ciri khas, janggut dan ... 


VIEWTHEMAGAZINE


 |

READ_MORE



Share this article :

Detik .com

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Partai Nasdem - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Premium Blogger Template